Satu tahun sudah kita dekat. Mungkin, bisa aku
bilang kedekatan kita ini sudah lebih dari sahabat. Kamu tau, Aku merasa nyaman
bila ada di dekat kamu. Kamu selalu ada untukku disaat senang, susah, maupun
sedih, kamu selalu ada
Sampai
suatu ketika, kamu udah nggak punya waktu buat aku. Satu kali, dua kali, bahkan
sekarang mungkin sering kamu sibuk dengan urusan pribadi kamu. Oh, aku sungguh
kangen saat kita ada waktu dan menghabiskan waktu bersama.
Hari
itu pun datang, hari dimana aku kehilangan kamu, kehilangan waktu kita bersama
tepatnya. Aku melihat PM di bbm ada huruf seseorang yang berjejer di status bbm
kamu. Oh Tuhan, kamu sudah memiliki kekasih kah? Tuhan, mengapa hati ini
seperti tak rela melihat status bbm dia? Tak rela karena kita pasti udah jarang
punya waktu untuk bersama atau aku memiliki perasaan yang lebih dari sekedar
seorang sahabat?. Ntahlah…. Yang aku rasakan hanyalah perasaan sesak, perasaan
yang sudah lama nggak aku rasakan
Tuhan,
aku tidak tau lagi dengan siapa aku cerita bagaimana rasa sakit hati ini selain
dengan Engkau dan buku diary ini. Aku merasa cemburu setiap aku melihat dia jalan sama perempuan yang
dianggap sebagai kekasihnya. Kami pun udah jarang sekali bertemu bahkan jarang menghabiskan
waktu bersama lagi. Ya Tuhan ku akui aku
benar cemburu tapi sayang aku nggak berhak marah sama dia.
Lagi. Air mata ini
jatuh lagi setiap mengingat rasa sakit itu. Tuhan, mengapa sulit sekali untuk
menghilangkan rasa sakit hati ini? Banyak sekali pertanyaan yang ada dihati ini, yang ingin aku tanyakan pada
dia Tuhan, tapi aku tidak mungkin mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan
yang ada di hati ini Tuhan.
Apa
aku sama kamu hanya ditakdirkan hanya sebagai sahabat? Dan nggak bisa menjadi
“kita” seperti yang aku mau? Oh Tuhan… apa aku egois? Hati ini juga nggak bisa
bilang apa aku egois atau nggak, karena hati ini sudah terlalu sakit bila
mengingat itu semua Tuhan. Kamu tau, aku akan terus mendukung hubungan kalian
walaupun hati ini tersakiti, aku nggak mau pertemanan kuta bubar, karena aku
egois. Dan kamu tau, aku mecintaimu lebih dari yang kau tau meski kau takkan
pernah tau. Dan sekarang aku pelan-pelan akan mencoba merelakan mu untuk dia,
meski hati ini remuk dan hati ini yang jadi korban, aku rela… karena, mencintai
seseorang tak harus memiliki.
